Kamis, 27 Agustus 2015

Coretan

"Akan selalu ada, komentar pro dan kontra untuk setiap langkah kecil maupun besar yang kau tempuh".

Sedikit kesal bila menyadari yang diatas mutlak benar. Apapun! apapun yang kau lakukan, terlepas dari benar atau salahnya, akan selalu praduga-praduga dan celetukan pedas yang mengiringi. 

Kau benar-benar dituntut untuk bersikap cerdas, bertindak cerdas dan berbicara cerdas. Karena kenyataannya kau tak bisa berharap atau menunggu orang-orang untuk bertindak cerdas atau berpikir cerdas untuk apa yang mereka lihat darimu. Kau tidak bisa dan tak akan pernah bisa berharap orang-orang 'excuse' dengan apa yang kau alami.

Orang-orang diluar dirimu, akan secara otomatis memposisikan diri mereka sebagai hakim dan manusia suci tak punya beban hidup, yang harus mengurusi apapun yang kau lakukan. Akan menilai ini salah! itu benar! ini boleh! itu tak boleh! Tanpa sedikit mencoba memposisikan diri mereka di posisimu, tanpa sedikit menggunakan otak dan berpikir bahwa "selalu ada alasan kenapa seseorang melakukan hal yang sedang mereka lakukan."

Kenyataanya: memang mengomentari apa yang dilakukan orang lain jauh lebih mudah dibanding bercermin dan memperbaiki diri.

Orang-orang di luar dirimu, akan selalu dan selalu memiliki komentar dan pandangan sendiri tentangmu. Terkadang dikesampingkan rasa iba, empati dan peduli. 

Itu manusiawi! sangat manusiawi! Boleh dibilang terlalu manusiawi.

Kenapa tidak mencoba sedikit berjalan ke arah yang berlawanan, dan menempatkan diri di posisi orang yang sedang dikomentari. 
Kenapa dia melakukan itu?
Apa yang menyebabkan dia begitu?
Sejak kapan dia begitu?

Sekedar saran: berhenti terlalu memusingkan dan memikirkan apapun yang dibicarakan orang tentangmu. 

Boleh mendengar, karena memang manusia diberi dua telinga agar mendengar lebih banyak. Ambil yang baik dan kubur yang tak pantas didengar.
Jangan tunduk pada penilaian orang-orang di sekelilingmu.
Memang begitu lah manusia, terlalu sibuk menunjuk sampai lupa bahwa satu tunjuk yang diarahkan padamu jauh lebih sedikit dibanding jari lainnya yang menunjuk dirinya sendiri.
Terlalu sering menunjuk dan membuka aib dan kesalahan orang lain terkadang membuat manusia terhanyut dan lupa berkaca. Terkadang wajah sudah terlalu buram, hati sudah terlalu berkabut dan pikiran sudah terlalu gelap.


Jika saja kau seseorang yang sedang melangkah, dan kau tahu persis bahwa yang kau lakukan tak membuat tidurmu tak nyenyak karena merasa bersalah, maka lakukan saja.
Sesungguhnya hatimu bisa menjawab pertanyaanmu!
Jika kau menemui keraguan pada apa yang kau pilih dan hadapi, tanyakan hatimu! Bertanyalah pada hatimu!
Bila setelah kau melakukan sesuatu, hatimu menjadi gelisah dan tak tenang, perbaikilah, minta maaflah, karena hatimu sedang bicara bahwa yang telah kau lakukan adalah sesuatu yang salah.


Tak perlu marah bila orang berkomentar!
Mereka punya hak!
Pastikan saja kau mencerdasi tindakan dan perkataan mereka.
Kau manusia biasa. Salah? Khilaf? itu kan selalu ada padamu,  pada mereka, pada kita.
Jangan jatuh dan tertidur, tapi bangkit, perbaiki, berjalan atau bahkan berlari lah ke tempat indah yang ingin engkau tuju. 

Kesalahan itu bukan sesuatu yang harus kau kutuk atau kau ratapi seumur hidupmu. Kesalahann yang telah kau lakukan itu adalah sesuatu yang harus kau syukuri. Kau akan belajar lebih banyak dari kesalahanmu.

Petik hikmahnya! Berpikirlah dan perbaiki.
Kau tidak akan tahu mana yang benar sebelum kau melakukan kesalahan.
Toh! Kau tidak pernah berniat melakukan kesalahan bukan?

Perbaiki niat mu jika sebelumnya masih ada keegoisan dalam alasan kau bergerak maju. Karena hidup mu hanya akan sekali, jadikan niat itu untuk kebahagiaan orang-orang yang kau kasihi. Ikhlas dan tulus! karena semua itu tak akan sia-sia.


Bila kau merasa tersakiti akan sesuatu atau banyak hal yang orang lakukan padamu, maka jangan lakukan hal yang sama pada orang lain.
Maafkan orang-orang yang membuat senyummu lenyap, karena sebenarnya mereka juga sedang belajar sesuatu dari apa yang mereka lakukan.

Pastikan bahwa hati penuh maafmu itu kau hiasi dengan kasih sayang pada orang-orang yang menyayangimu: keluargamu, sahabatmu, pilihan hatimu, dan guru-gurumu.


Mari introspeksi diri. Biarkan saja mereka yang selalu merasa benar untuk apa yang mereka lakukan. Jangan benci pada hati mereka yang penuh angkuh dan dendam. Abaikan mereka yang merasa perlu mengutak-atik hidupmu. Teruslah melangkah maju. Perbaiki dirimu. Tetaplah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. 
Allah Maha Mengetahu! 
Allah Maha Mendengar!
Allah Maha Penyayang!









Perpustakaan Pusat ITB Lantai 4
16/09/13
20:13
Ditemani seseorang yang tertidur pulas di kursi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar