Randi perlahan bangkit
dari tempat tidurnya. Dengan mata yang setengah mengantuk diliriknya jam bermotif
bola yang digantung pada sisi dinding yang dipenuhi foto-foto lama bahkan yang
terbaru.
“Alhamdulillah, masih
jam setengah empat rupanya, masih bisa tahajud dulu,” bisiknya lirih.
Kembali, diliriknya
dinding yang dihiasi foto-foto penuh kenangan tersebut. Satu persatu ditatapnya
wajah-wajah mereka yang tampak tak asing. Ada, Eki, Nelda, Yana, Diana, Rizqan
dan teman-teman lain semasa menempun program sarjana.
“Apa kabar mereka
sekarang ya?” gumamnya.
Disamping foto semasa S1
tersebut, juga terpasang beberapa foto Randi bersama adik-adik dan kedua orang
tuanya. Tak lupa dipajangnya foto ketika toga hitam dikenakan sewaktu wisuda dulu.
Ya, 3 tahun berlalu semenjak ia dinyatakan lulus dan menjadi sarjana.
Randi menarik kursi
kayu bewarna coklat yang disandarkan ke dinding. Matanya menatap lekat foto
wisuda tersebut. Ia kembali merecall
memori semasa mengikuti awal perkuliahan di sebuah kampus islam di kota Banda
Aceh tersebut. Masa-masa dimana ada pergolakan batin yang luar biasa. Ada perjuangan
yang luar biasa melawan kebiasaan belajar yang salah dan malas tak terkira. Dia
tersenyum sendiri sembari menggelengkan kepala. Seolah teringat betapa tidak
baiknya apa yang dilakukan dulu.
“Jangan hanya menjadi mahasiswa
pemenuh ruangan kelas!”.
Kalimat itu yang sering
digaungkan oleh salah seorang dosen disana. Dosen yang selalu cerewet menasehati
Randi dan teman-temannya. Yang kadang bisa sangat marah melihat Randi dan
teman-teman seperjuangannya mencontek.
“Kalau begini cara kalian belajar, saya jamin kalian tidak akan menjadi
siapa-siapa. Saya jamin kalian tidak akan menjadi apapun yang kalian impikan.
Jadi tolong! Berubahlah! Perbaiki semuanya. Tolong ingat tugas dan kewajiban
kalian sebagai mahasiswa. Tolong ingat susahnya orang tua kalian mencarikan
biaya untuk menafkahi kalian agar bisa kuliah. Tolong ingat itu!”
Kata-kata yang berkali-kali
diucapkan oleh dosen tersebut kembali memenuhi benak Randi. Memang tidak
mengenakkan untuk didengar. Menusuk. Menampar. Tapi penuh dengan harapan sekaligus
nasehat. Harapan agar mahasiswanya memperbaiki segala kebiasaan yang salah dan
mulai menyadari kewajiban sebagai mahasiswa. Nasehat agar mahasiswanya selalu mengingat
jerih payah orang tua ketika rasa mala situ mulai menghantui.
Bukan tanpa dampak. “Kalau
begini cara kalian belajar, saya jamin kalian tidak akan menjadi siap-siapa!”. Kalimat tersebut seolah menjadi takdir bagi
Randi yang kala itu begitu kesal mendengarnya.
“Memangnya dia Tuhan? Sampai
bisa meramal masa depan orang lain?”
Itulah respon yang
dibisikkan kepada Andi temannya yang juga tertohok mendengar celotehan sang
dosen kala itu. Saking kesalnya, Randi menceritakan hal tersebut kepada ibunya
yang datang dari kampung. Sang ibunda tak bicara banyak, hanya tersenyum
sembari mengeluarkan kata-kata bijaknya.
“Kalau mau mematahkan ramalan
dosenmu, coba buktikan sama beliau. Kamu tunjukkan kalau kamu bisa menjadi apa
yang kamu cita-citakan.”
Dan begitulah. Randi
yang masih tak terima mendengar perkataan sang dosen perlahan mulai membuktikan
bahwa ia masih punya masa depan. Ia akan menjadi seseorang.
Dan benar saja. Sekarang
ia menjadi senior di bagian research and development
di sebuah perusahaan farmasi yang besar dan terkenal di Jakarta. Sesuai dengan
passionnya yang menyenangi bekerja di laboratorium. Pengalaman melakukan
berbagai analisis semasa S1 dipergunakannya sebagai bekal ketika melamar
pekerjaan. Pengetahuan di bidang biologi yang mumpuni menjadi senajata ampuh
untuk menaklukan interviewer ketika di wawancara. Tanpa ragu, iapun diterima
begitu pertama kali mengajukan lamaran setelah dinyatakan lulus kuliah. Tentu
saja berbagai seminar dan kegiatan organisasi yang pernah diikuti menjadi salah
satu hal yang dipertimbangkan oleh perusahaan tersebut. Kemampuannya berbahasa
asing yang tidak bisa dipandang sebelah mata juga menjadi poin penting. Soal
gaji? Jangan ditanya. Tentu saja ia mendapatkan bayaran yang sesuai dengan
kinerja dan pengalamannya. Dia berhasil membuktikan bahwa ia menjadi seseorang.
Kariernya melesat dengan cepat untuk seseorang yang baru bekerja selama 3
tahun. Dia puas dengan pencapainnya sekarang. Menafkahi adik-adik dan orang
tuanya seakan menjadi hal yang mudah dilakukan.
Amat sulit dulunya bagi
Randi untuk mencerna perkataan sang dosen. Baginya yang dulu masih dangkal
dalam berpikir, itu semacam ramalan akan masa depannya. Namun, sekian tahun
berlalu. Akhirnya dengan mantap ditemukannya makna dari kalimat yang sebenarnya
cukup sederhana itu.
Harus ada perubahan
sikap dan kebiasaan agar impian itu tercapai.
Harus ada perbaikan
sikap dan kebiasaan agar cita-cita itu terwujud.
Tidak dengan hanya
ketawa-ketiwi di ruangan kelas.
Tidak hanya datang,
duduk dan manggut-manggut di kursi paling belakang.
Tidak hanya mencontek
laporan dan ujian dari teman lain.
Tidak hanya membaca
semalam sebelum ujian.
Tidak hanya petantang
petenteng di kampus sambil memainkan gadget.
Tidak hanya sibuk
seliweran sana sini untuk mengurus organisasi.
Tidak hanya duduk-duduk
di kampus sambil memperhatikan mahasiswa lain.
Tidak.
Bukan itu yang harusnya
dilakukan oleh seorang mahasiswa ketika menempuh studinya. Bukan itu.
Seorang mahasiswa
harusnya ingat tugas dan kewajiban yang diembannya. Mahasiswa haruslah ingat
bahwa ada harapan orang tua dan keluarga yang diletakkan di pundak mereka. Mahasiswa
haruslah ingat bahwa kuliah adalah kesempatan terakhir untuk memperbaiki diri
dan membentuk kepribadian sebelum terjun ke dunia kerja. Maka seyogyanyalah mereka
memanfaatkan masa perkuliahan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Bukan berarti mereka
harus menjadi kutu buku dan melupakan masa mudanya. Tidak. Tidak sesadis itu.
Mereka memang secara
bertahap harus belajar membagi waktu. Mereka dapat nenggunakan weekday mereka
untuk kuliah dan belajar dengan serius. Dan memanfaatkan weekend untuk
refreshing atau berorganisasi. Mengerjakan tugas tanpa menunggu deadline tentu
saja menjadi awal yang bagus. Membaca materi sebelum perkuliahan dimulai juga
tak kalah bagusnya. Selain itu mereka juga dapat mengikuti berbagai seminar dan
pelatihan yang tentu saja member banyak manfaat untuk perkembangan pengetahuan
dan pola piker mereka.
Banyak hal. Banyak hal
yang dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai usaha untuk memperbaiki diri dan
belajar. Bukan hanya di dalam kelas. Tapi juga di luar kelas bahkan mungkin di
luar kampus.
Menjadi mahasiswa dapat
menjadi sebuah fase yang sangat menyenangkan jika mereka tahu bagaimana cara
memanfaatkan dan menggunakannya. Bahkan jika mereka memiliki keberanian lebih,
mencari uang dapat dimulai ketika berada dalam tahap ini. Belajar menafkahi
diri sendiri. Entahlah dengan cara menjadi tentor, guru private atau part timer
di café. Tidak perlu malu atau gengsi.
Selama pekerjaan sampingan yang dilakukan bukan mencuri atau menipu orang lain,
tidak ada yang perlu ditakutkan. Mencari uang semasa kuliah tidak melulu menunjukkan
bahwa mereka kekurangan uang, tapi lebih kepada pembuktian bahwa mereka sudah memiliki
pemikiran yang lebih jauh ketimbang teman-teman lain. Bahwa mereka sudah lebih
berani dibanding teman-teman.
Karena menjadi
mahasiswa S1 hanya sekali.
Karena memiliki umur
19-22 tahun hanya akan sekali seumur hidup.
Karena waktu tidak akan
pernah bisa kita ulang kembali.
Maka mari mulai
perbaiki semuanya.
Mulailah menjadi
mahasiswa yang siap untuk berubah.
Mulailah perlahan
menjadi mahasiswa yang siap untuk sukses.
Nikmati prosesnya.
Fokus pada tujuan.
Kuliah tidak
semenyebalkan yang kalian bayangkan.
Kuliah tidak sesulit
yang kalian pikirkan.
Jika kuliah sesulit
itu, tak aka nada orang yang ingin kuliah lagi.
Percayalah, kalian akan
merindukan masa-masa ini.
Maka mari buat hal-hal
indah untuk kalian kenang.
Jangan sampai masa-masa
ini akan kalian sesali nantinya.
Ingat: kalian hari ini
adalah hasil pilihan dan perbuatan kalian beberapa tahun lalu. Kalian kuliah di
kampus kalian sekarang adalah hasil dari pilihan dan proses kalian sebelumnya.
Dan, apa yang kalian
lakukan dan pilih hari ini, menentukan seperti apa kalian beberapa tahun ke
depan.
Jadi, kalian siap untuk
menentukan masa depan kalian???
SELAMAT BERPROSES
MAHASISWAKU.
I LOVE YOU ALL.
Senin, 26 Oktober 2015.