Senin, 23 November 2015

Kelas Inspirasi (Part 3) Briefing


Dan benar. Ada nama saya pada daftar relawan Kelas Inspirasi. Secara resmi saya terpilh menjadi salah seorang relawan yang akan datang ke salah satu SD di Banda Aceh dan Kab. Aceh Besar pada Hari Inspirasi yang jatuh pada tangal 19 November 2015.
SDN Rumpet. Begitu nama sekolah yang akan menjadi tujuan saya di Hari Inspirasi. Ada 5 orang inspirator yang akan datang ke sekolah tersebut, dosen, officer gadai, TNI, pemadam kebakaran, dan guru.

Rasanya seperti memenangkan sesuatu. Memenangkan kesempatan untuk berkontribusi dan membuat pahala. Insya Allah.
Namun sebelum terjun sebagai inspirator, semua relawan yang terpilh harus menghadiri Briefing yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2015 yang berlokasi di Gedung PMI Banda Aceh. Tentu saja saya hadir dalam kegiatan tersebut. Sengaja mengosongkan jadwal mengajar di Nurul Fikri dan meminta izin agar bisa mengikuti kegiatan yang merupakan semacam pembekalan untuk para inspirator.

Ada sekitar 150 orang inspirator yang terpilih dari sekian banyak yang mendaftar. Berbagai macam orang dengan berbagai macam pekerjaan berkumpul pada ruangan yang tidak begitu luas tersebut. Hanya dibantu dengan dua kipas angin agar tidak terlalu panas, mengingat kami harus berbagi oksigen dan saling menghembuskan karbondioksida.

Tapi suasana sempit dan pengap tersebut buat saya semacam suara nyamuk yang tak begitu penting. Saya fokus menatap layar yang menampilkan video-video teman-teman di Jawa Timur yang lebih dahulu melakukan kegiatan Kelas Inspirasi. Ada banyak tips yang saya peroleh dari video tersebut. Setiap cuplikan gambar menampilkan senyum sumringah anak-anak SD yang seolah bergembira dengan kedatangan ‘bapak dan ibu guru dadakan’ tersebut.

Relawan nol rupiah. Begitulah sang MC memanggil kami. Karena benar kami tidak mengeluarkan satu rupiahpun untuk mengikuti kegiatan ini. Tidak pula dibayar satu rupiahpun. Semua bermodalkan keinginan dan kemauan untuk terlibat.
Pada kesempatan tersebut para relawan diberitahukan apa saja yang harus dilakukan selama di kelas, berapa waktu yang dapat digunakan serta tips dan trik untuk mengendalikan anak-anak di kelas.
Siapa Aku?
Apa pekerjaanku?
Apa yang aku lakukan ketika bekerja?
Apa manfaat aku bagi masyarakat?
Bagaimana cara menjadi aku?

Merupakan poin-poin penting yang harus disampaikan kepada anak-anak di dalam kelas. Tentu saja dengan harapan agar setelah kedatangan inspirator tersebut, mereka menjadi punya tambahan pilihan untuk cita-cita mereka. Jika sebelumnya mereka hanya kenal guru dan dokter sebagai pilihan cita-cita, setelah Hari Inspirasi diharapkan mereka memiliki banyak pilihan serta tahu bagaimana cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Masing-masing inspirator hanya memiliki waktu 30 menit untuk masing-masing kelas yang dimasuki. Dalam kurun waktu tersebut, semua poin poin yang ditekankan di atas sudah harus tersampaikan kepada anak-anak. Entahkah menggunakan metode reka adegan, diskusi, ceramah dan metode lain. Inspirator bebas menentukan metode apa yang akan digunakan untuk mengajar. Namun kami disarankan untuk menggunakan alat peraga, baik berupa gambar, tulisan bahkan boleh menggunakan lagu.

Pertemuan pada hari itu ditutup dengan duduk bersamanya para inspirator yang akan menuju sekolah yang sama. Sayangnya untuk inspirator yang akan menuju SDN Rumpet, tidak semuanya hadir. Hanya saya, TNI, officer gadai dan guru komputer yang datang 30 menit sebelum briefing berakhir.
Kami mendengarkan pemaparan fasilitator dan co fasilitator untuk SD tersebut yang telah terlebih dahulu melakukan survey untuk mengetahui kondisi sekolah dan anak-anak yang belajar disana.
Begitu briefing selesai, saya masih belum tahu pasti apa yang akan saya lakukan dna metode apa yang akan saya gunakan nanti. Ada begitu banyak ide di kepala saya.
Satu hal yang pasti…
Cant wait that day :D

(to be continued…)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar