Dan benar. Ada nama saya pada
daftar relawan Kelas Inspirasi. Secara resmi saya terpilh menjadi salah seorang
relawan yang akan datang ke salah satu SD di Banda Aceh dan Kab. Aceh Besar
pada Hari Inspirasi yang jatuh pada tangal 19 November 2015.
SDN Rumpet. Begitu nama sekolah
yang akan menjadi tujuan saya di Hari Inspirasi. Ada 5 orang inspirator yang
akan datang ke sekolah tersebut, dosen, officer gadai, TNI, pemadam kebakaran, dan
guru.
Rasanya seperti memenangkan
sesuatu. Memenangkan kesempatan untuk berkontribusi dan membuat pahala. Insya
Allah.
Namun sebelum terjun sebagai
inspirator, semua relawan yang terpilh harus menghadiri Briefing yang
dilaksanakan pada tanggal 15 November 2015 yang berlokasi di Gedung PMI Banda
Aceh. Tentu saja saya hadir dalam kegiatan tersebut. Sengaja mengosongkan
jadwal mengajar di Nurul Fikri dan meminta izin agar bisa mengikuti kegiatan
yang merupakan semacam pembekalan untuk para inspirator.
Ada sekitar 150 orang inspirator
yang terpilih dari sekian banyak yang mendaftar. Berbagai macam orang dengan
berbagai macam pekerjaan berkumpul pada ruangan yang tidak begitu luas
tersebut. Hanya dibantu dengan dua kipas angin agar tidak terlalu panas,
mengingat kami harus berbagi oksigen dan saling menghembuskan karbondioksida.
Tapi suasana sempit dan pengap
tersebut buat saya semacam suara nyamuk yang tak begitu penting. Saya fokus
menatap layar yang menampilkan video-video teman-teman di Jawa Timur yang lebih
dahulu melakukan kegiatan Kelas Inspirasi. Ada banyak tips yang saya peroleh dari
video tersebut. Setiap cuplikan gambar menampilkan senyum sumringah anak-anak
SD yang seolah bergembira dengan kedatangan ‘bapak dan ibu guru dadakan’
tersebut.
Relawan nol rupiah. Begitulah
sang MC memanggil kami. Karena benar kami tidak mengeluarkan satu rupiahpun
untuk mengikuti kegiatan ini. Tidak pula dibayar satu rupiahpun. Semua
bermodalkan keinginan dan kemauan untuk terlibat.
Pada kesempatan tersebut para
relawan diberitahukan apa saja yang harus dilakukan selama di kelas, berapa
waktu yang dapat digunakan serta tips dan trik untuk mengendalikan anak-anak di
kelas.
Siapa Aku?
Apa
pekerjaanku?
Apa yang aku
lakukan ketika bekerja?
Apa manfaat
aku bagi masyarakat?
Bagaimana
cara menjadi aku?
Merupakan poin-poin penting yang
harus disampaikan kepada anak-anak di dalam kelas. Tentu saja dengan harapan
agar setelah kedatangan inspirator tersebut, mereka menjadi punya tambahan
pilihan untuk cita-cita mereka. Jika sebelumnya mereka hanya kenal guru dan
dokter sebagai pilihan cita-cita, setelah Hari Inspirasi diharapkan mereka
memiliki banyak pilihan serta tahu bagaimana cara untuk mewujudkan cita-cita
tersebut.
Masing-masing inspirator hanya
memiliki waktu 30 menit untuk masing-masing kelas yang dimasuki. Dalam kurun
waktu tersebut, semua poin poin yang ditekankan di atas sudah harus
tersampaikan kepada anak-anak. Entahkah menggunakan metode reka adegan,
diskusi, ceramah dan metode lain. Inspirator bebas menentukan metode apa yang
akan digunakan untuk mengajar. Namun kami disarankan untuk menggunakan alat
peraga, baik berupa gambar, tulisan bahkan boleh menggunakan lagu.
Pertemuan pada hari itu ditutup
dengan duduk bersamanya para inspirator yang akan menuju sekolah yang sama.
Sayangnya untuk inspirator yang akan menuju SDN Rumpet, tidak semuanya hadir.
Hanya saya, TNI, officer gadai dan guru komputer yang datang 30 menit sebelum
briefing berakhir.
Kami mendengarkan pemaparan
fasilitator dan co fasilitator untuk SD tersebut yang telah terlebih dahulu
melakukan survey untuk mengetahui kondisi sekolah dan anak-anak yang belajar
disana.
Begitu briefing selesai, saya
masih belum tahu pasti apa yang akan saya lakukan dna metode apa yang akan saya
gunakan nanti. Ada begitu banyak ide di kepala saya.
Satu hal yang pasti…
Cant wait that day :D
(to be continued…)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar