Sesekali…
Rasa benci yang teramat
sangat menghantui diriku.
Membanjiri seluruh
pikiranku.
Memenuhi relung hatiku.
Bukan untuk mereka yang
pergi dariku.
Bukan pula untuk mereka yang menjahatiku.
Rasa benci itu hadir untuk
diriku sendiri.
Aku benci pada
ketidakberdayaanku.
Pada ketidakmampuanku.
Pada ketidakuasaanku.
Pada ketidakberdayaanku
untuk merangkul semua orang yang kusayang.
Pada ketidakmampuanku
untuk disamping mereka.
Pada ketidakuasaanku untuk
membahagiakan mereka semua.
Sesekali kutatap potret
mereka.
Ibu
Kakak
Abang
Adik
Adik
Anak-anakku…
Tanya itu hadir.
Apa yang sudah kulakukan
untuk mereka?
Apa yang sudah kuberikan
pada mereka?
Sudah bahagiakan mereka?
Sesekali hadir rasa
menyesal.
Telah begitu egois
mengejar semua impianku.
Hingga timbul tanya.
Susahkah mereka menopang
jalanku?
Sulitkah mereka ketika
harus selalu ada untukku?
Sesekali muncul rasa
penasaran yang luar biasa
Kecewakah mereka dengan
diriku?
Marahkah mereka padaku?
Banggakah mereka padaku?
Banyak kata yang tak
sanggup kuucap.
Tentang beratnya kakiku
melangkah menjauh dari mereka.
Mengambil jarak ribuan
kilo untuk sebuah impian.
Tentang rasa sepi yang
menghantui ketika siangberganti malam.
Tentang sunyi yang kurasa
ketika terbaring sendiri di kamar.
Tentang sakit yang kurasa
ketika manusia jahat menzholimiku.
Ingin kuutarakan pada
mereka, ini itu yang kualami.
Namun kuurungkan niatku.
Aku lupa.
Memang bukan diriku lagi.
Membagi sedih dengan
mereka.
Pernah kuucap janji.
Menyimpan sedihku sendiri.
Hanya untuk aku dan
Tuhanku.
Banyak kata yang tak mampu
kuutarakan
Tentang betapa tidak
enaknya sendiri di rumah.
Tanpa tawa dan hiruk pikuk
mereka.
Aku sendiri.
Membenamkan diri pada
pilihan yang kini kuragukan.
Pada tempat yang begitu
banyak menghadirkan tangis.
Namun, kukuatkan diriku.
Kutenagai hari-hariku
dengan berjuta impian,
Yang kian hari kian
menggebu
Kuusahakan tubuhku, agar
tetap kokoh dan tegak.
Mencoba berdiri di atas
kakiku sendiri.
Sembari merajut asa untuk
membahagiakan mereka semua.
Banyak kata yang tak kuasa
kusampaikan.
Tentang rasa terima kasih
yang luar biasa.
Telah selalu ada.
Memberikan kepercayaan
yangbegitu besar padaku.
Untuk memilih jalan
sendiri.
Untuk membangun istana
impianku.
Untuk selalu mendukung
setiap pilihan baikku.
Untuk selalu ada saat aku
ingin kembali.
Sesekali
Ingin kubisikkan pada
mereka.
Aku benci dengan
ketidakberdayaanku.
Aku benci pada
ketidakmampuanku.
Maafkan Ayu.
With Love,With Tears
Banda Aceh, 6 November
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar