Jumat, 06 November 2015

Sesekali......

Sesekali…
Rasa benci yang teramat sangat menghantui diriku.
Membanjiri seluruh pikiranku.
Memenuhi relung hatiku.
Bukan untuk mereka yang pergi dariku.
Bukan pula untuk  mereka yang menjahatiku.
Rasa benci itu hadir untuk diriku sendiri.
Aku benci pada ketidakberdayaanku.
Pada ketidakmampuanku.
Pada ketidakuasaanku.

Pada ketidakberdayaanku untuk merangkul semua orang yang kusayang.
Pada ketidakmampuanku untuk disamping mereka.
Pada ketidakuasaanku untuk membahagiakan mereka semua.

Sesekali kutatap potret mereka.

Ibu
Kakak
Abang
Adik
Anak-anakku…
Tanya itu hadir.
Apa yang sudah kulakukan untuk mereka?
Apa yang sudah kuberikan pada mereka?
Sudah bahagiakan mereka?

Sesekali hadir rasa menyesal.
Telah begitu egois mengejar semua impianku.
Hingga timbul tanya.
Susahkah mereka menopang jalanku?
Sulitkah mereka ketika harus selalu ada untukku?

Sesekali muncul rasa penasaran yang luar biasa
Kecewakah mereka dengan diriku?
Marahkah mereka padaku?
Banggakah mereka padaku?

Banyak kata yang tak sanggup kuucap.
Tentang beratnya kakiku melangkah menjauh dari mereka.
Mengambil jarak ribuan kilo untuk sebuah impian.
Tentang rasa sepi yang menghantui ketika siangberganti malam.
Tentang sunyi yang kurasa ketika terbaring sendiri di kamar.
Tentang sakit yang kurasa ketika manusia jahat menzholimiku.
Ingin kuutarakan pada mereka, ini itu yang kualami.
Namun kuurungkan niatku.
Aku lupa.
Memang bukan diriku lagi.
Membagi sedih dengan mereka.
Pernah kuucap janji.
Menyimpan sedihku sendiri.
Hanya untuk aku dan Tuhanku.

Banyak kata yang tak mampu kuutarakan
Tentang betapa tidak enaknya sendiri di rumah.
Tanpa tawa dan hiruk pikuk mereka.
Aku sendiri.
Membenamkan diri pada pilihan yang kini kuragukan.
Pada tempat yang begitu banyak menghadirkan tangis.
Namun, kukuatkan diriku.
Kutenagai hari-hariku dengan berjuta impian,
Yang kian hari kian menggebu
Kuusahakan tubuhku, agar tetap kokoh dan tegak.
Mencoba berdiri di atas kakiku sendiri.
Sembari merajut asa untuk membahagiakan mereka semua.

Banyak kata yang tak kuasa kusampaikan.
Tentang rasa terima kasih yang luar biasa.
Telah selalu ada.
Memberikan kepercayaan yangbegitu besar padaku.
Untuk memilih jalan sendiri.
Untuk membangun istana impianku.
Untuk selalu mendukung setiap pilihan baikku.
Untuk selalu ada saat aku ingin kembali.

Sesekali
Ingin kubisikkan pada mereka.
Aku benci dengan ketidakberdayaanku.
Aku benci pada ketidakmampuanku.







Maafkan Ayu.
With Love,With Tears
Banda Aceh, 6 November 2015




Tidak ada komentar:

Posting Komentar