Jumat, 06 November 2015

Dosen vs Mahasiswa

Mendengar cerita tentang teman yang juga berprofesi sebagai dosen, tentang kekesalannya terhadap mahasiswa yang dengan songongnya mengajukan pertanyaan yang mahasiswa itu sendiri tidak paham betul konteksnya, hanya untuk menguji kemampuan sang dosen.

Cara bertanya yang agak kurang ajar membuat dosen tersebut marah dan kesal.
"Coba Bapak jelaskan bagaiman itu hingga menjadi seperti itu. Saya tidak mengerti Pak! Coba Bapak jelaskan!"

Dan hal tersebut diulang beberapa kali dihadapan mahasiswa yang hadir di kelas tersebut.
Sang dosen sudah berupaya menjelaskan, namun lagi lagi pertanyaan bernada sama kembali meluncur.

Dampaknya, sang dosen merasa kesal dan menolak mengajar jika mahasiswa tersebut masih berada di kelasnya.


***
Kalau boleh jujur, semua orang yang berprofesi sebagai dosen pasti pernah dihadapkan pada kondisi seperti itu. Meski mungkin cara bertanya mahasiswanya yang agak berbeda. Pada kenyataanya memang masih banyak mahasiswa yang kurang sopan. Mencoba menguji nguji dosennya agar kelihatan lemahnya sang dosen.

Kalau saya, menghadapi hal tersebut dengan cara lain.
Pasti kesal melihat wajah songong mahasiswa, terlebih kita sadar betul bahwa ia hanya bermaksud menguji.
Saya senang jika ada mahasiswa bertanya.
Berarti ada respon, terlepas dari niat mereka bertanya.
Saya akan dengan senang hati menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan saya.
Tak perlu malu jika tidak bisa menjawab semua pertanyaan mahasiswa tersebut dengan jawaban yang memuaskan.
Disanalah kesempatan kita untuk belajar lebih banyak lagi.
Membaca lebih banyak lagi.

Yang harus kita semua sadari, dosen bukanlah google.
Kita membidangi bidang masing-masing.
Dan sudah pasti kita tidak tahu semuanya.
Pada kesempatan itulah kita bisa memancing keberanian mahasiswa untuk berdiskusi.
Malah terkadang saya sengaja membuat kondisi seolah-olah saya "buta informasi"
Memancing mereka menyampaikan apa saja yang mereka ketahui tentang tema yang sedang di bahas.
Memberi kesempatan pada mereka untuk menyampaikan apa yang mereka tahu yang kalau-kalau itu adalah informasi baru yang belum kita ketahui.
Dengan begitu, dengan adanya kesempatan untuk menjadi berarti di dalam kelas. Dengan adanya kesempatan untuk menjadi "yang paling tahu", mereka akan termotivasi untuk terus mencari informasi baru agar pertemuan berikutny bisa menjadi "yang paling tahu" lagi.

Tapi, jika cara bertanya mahasiswa tersebut salah.
Mengintimidasi.
Atau kelewat batas.
Tentu saja dosen berhak marah.
Berhak menegur.
Meluruskan.
Membuat mereka sadar bahwa yang sedang berdiri di hadapan mereka tersebut adalah guru mereka.
Yang harus dihargai dan dihormati.

Saya pun sering menemukan ketika saya kuliah, ada hal-hal yang kurang tepat yang disampaikan oleh dosen saya.
Saya tidak mencap mereka bodoh.
Karena tidak ada orang bodoh yang mampu menjadi dosen.
Saya hanya merasa mereka khilaf.
Mereka lupa.
Karena dosen juga manusia biasa.

Bagi mahasiswa yang masih memiliki tabiat seperti itu.
Camkan baik-baik.
Bahwa mereka, yang berusaha mengajarkan ini itu kepada kalian itu, adalah orang yang berusaha semaksimal mungkin memberikan pengetahuan terbaik mereka pada kalian.
Yang bahkan mereka harus membaca banyak buku dulu sebelum berdiri di hadapan kalian, untuk memastikan bahwa apa yang akan mereka sampaikan bukanlah sesuatu hal yang keliru.
Hargai mereka.
Hormati mereka.
Jangan keburu sombong hanya karena kalian menemukan satu atau dua kesalahan yang mereka lakukan.
Jangan keburu mencap mereka bodoh. Tidak berkualitas.
Ingat.
Belum ada jaminan kalian dapat menjadi seperti mereka.
Belum ada yang mampu menjamin kalian juga bisa mencapai apa yang telah mereka raih.

Be positive!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar