Sabtu, 08 Oktober 2016

Waktu Adalah KESEMPATAN

Rasanya sudah puluhan tahun tidak menulis apapun untuk di posting di blog ini. Agak horor juga untuk buka blog, takutnya sudah penuh sarang laba-laba dan rumput liar. Serasa berdosa sama blog kece ini, karena janjinya akan ngasih logistik terus tiap hari agar dia selalu bernyawa sehingga kemafaatannya lebih banyak. Maafkan Princess ya blog kece…

Kesibukan ini itu yang kalau dijelaskan juga sulit dipahami orang lain membuat waktu buat menulis seperti tak tersisa. Ah! Itu alasan saja sebenarnya. Karena memang godaan setan untuk tidak menulis terlalu kuat. Padahal setiap hari ide itu ada. Hanya terlalu angkuh untuk meluangkan waktu saja.

Dari dulu saya sering mendengar orang bilang bahwa “time is money”. Waktu adalah uang. Meski bagi saya quote itu tidak terlalu ‘ngena’, karena saya berkeyakinan waktu jauh lebih luas kemanfaatnnya selain hanya untuk mengoleksi pundi-pundi.

Bagi saya, waktu adalah kesempatan. Kesempatan untuk melakukan banyak hal. Entahkan untuk mengumpulkan uang, untuk menorehkan prestasi, membahagiakan orang-orang terdekat, kesempatan untuk melakukan lebih banyak kebaikan atau bahkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.

Sebagai dosen muda yang masih belum memiliki jabatan struktural apapun, saya termasuk orang yang kelebihan waktu dan energi. Meski sebenarnya bila dibandingkan dengan teman-teman dosen yang tahun pengangkatannya sama, saya termasuk yang ‘sibuk’ karena selain menjadi dosen di prodi saya juga menjadi staff di Pusat Penelitian UINAR. Namun demikian, saya masih merasa ada banyak waktu dan energi yang perlu disalurkan. Sehingga dilibatkan sana sini menjadi pengurus ini atau panitia itu membuat saya merasa hidup karena ada tempat untuk penyaluran kelebihan energi tersebut.

Saya juga mempersembahkan diri saya untuk menjadi pembimbing bayangan bagi mahasiswa-mahasiswa fakultas lain yang sedang galau dengan proposal dan skripsi mereka. Tahu maksud pembimbing bayangan?

Saya membaca proposal mereka, memberi masukan ide ini itu, menyuruh mereka melengkap data ini itu sehingga begitu mereka menghadap pembimbing mereka, kemungkinan untuk kena bogem mentah itu sangat minim. Sehingga begitu mereka seminar atau sidang, data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan pembimbing dan penguji sudah tersedia. Syaratnya hanya satu, jangan beri tahu pembimbing mereka kalau saya terlibat dalam proposal dan skripsi mereka.

Sudah tidak bisa saya hitung banyaknya yang datang dan meminta masukan dan saran untuk proposal dan skripsi mereka. Sudah ada yang wisuda dengan proses yang mulus sejak seminar proposal, peneltiian hingga sidang. Alhamdulillah.

Kenapa saya melakukan hal itu?
Beberapa dosen yang mengetahui apa yang saya lakukan sempat berkomentar “Nggak usah terlalu baik Yu jadi dosen”.
Terima kasih untuk komentarnya.
Tapi maaf, jika Anda tidak mampu melakukan apa yang saya lakukan, tidak perlu mengomentari apa yang saya lakukan. Saya melakukannya atas keinginan saya sendiri. Tidak ada yang menyuruh atau meminta. Saya yang menawarkan diri. Saya yang menawarkan bantuan kepada mereka. Dan saya juga yang meminta mereka untuk merahasiakan apapun yang saya lakukan untuk mereka.
Meski ternyata informasi itu berkembang dari mulut ke mulut mahasiswa. Di kalangan mereka, jika sudah buntu proposal atau skripsi, “Temui Bu Ayu!”.

Saya tidak hanya meminta mereka untuk melengkapi data ini itu demi kesempurnaan proposal dan skripsi mereka, tapi saya juga memeriksa penulisan hingga dapusnya. Saya mau mereka menunjukkan referensi yang digunakan, agar mereka mulai menjauhi plagiasi. Apapun itu, tetap saya tekankan pada mereka bahwa setelah mereka memperbaiki proposal sesuai arahan saya, konsultasikan lagi dengan pembimbing mereka. Dan RAHASIAKAN KETERLIBATAN SAYA. Saya tidak mau ada pembimbing yang tersinggung dengan apa yang saya lakukan. Jika dosen pembimbingnya merasa isi proposal itu belum cukup bagus, berarti saya yang masih kurang mumpuni. Bila dosen pembimbingnya merasa isi proposal itu bagus, biarlah mahasiswa tersebut yang mendapat pujian. Namun alhamdulillah, belum ada proposal yang mendapat respon jelek. Yeheeeee!! Ulalaaaaa

Semua saya lakukan hanya sebagai salah satu bentuk syukur saya, karena selama saya kuliah, baik itu S! dan S2, saya dihadiahi pembimbing-pembimbing yang baik dan luar biasa. Bapak Ardi, M. Si dan Bapak Dr. Ramadhan Sumarmin (UNP) serta Bapak Dr. Ahmad Ridwan dan Dr. Ramadhani Eka Putra (ITB). Saya juga ingin adik-adik mahasiswa ini mendapat kelancaran dalam proses menyelesaikan studi mereka. Memperoleh apa yang dulu saya peroleh dari pembimbing-pembimbing saya.

Saya juga terbuka bila ada yang mau konsultasi mata kuliah dengan saya. Kapanpun selagi tidak berbenturan dengan kesibukan saya. Tentu saja harus chat atau telpon saya dulu untuk janji ketemu dimana dan jam berapa.

Capek? Lelah? Pasti. Tapi saya merasa senang karena saya lelah untuk sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dan juga untuk diri saya sendiri. Saya berkeyakinan bahwa pilihan karier saya sudah benar. Dan besar harapan saya bahwa ini menjadi jalan buat saya mendapat surga. (Ah, air mata saya mengalir ketika mengetik ini).

Saya hanya ingin menjadi dosen yang tidak hanya mampu mengajar tapi juga mampu membimbing dan mendidik mahasiswa saya. Bukan cuma perkara akademik, tapi juga jauh lebih luas dari itu.

Saya tidak bisa menjanjikan akan selalu seperti ini hingga nanti. Karena semakin bertambahnya masa mengabdi saya, tentu akan diiringi dengan kesibukan. Tapi selagi saya memiliki banyak waktu untuk itu, maka saya akan dengan senang hati melakukannya.

Tanpa bermaksud riya. Semoga apa yang saya lakukan dapat bermanfaat. Semoga pilihan karier saya menjadi jalan untuk mendapatkan surgaNya.

Aamiin.
(Banda Aceh, 8 Oktober 2016)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar