Kamis, 10 Desember 2015

Mencari Muka Tuhan

Banyak orang yang mengejar label kaya dengan menggadaikan dunianya, harga diri sudah musnah entah kemana..
Sementara, banyak orang yang diam-diam ternyata kaya raya, dan lebih suka mencari muka hanya pada Tuhannya..
‪#‎copaste‬
Membaca quote di atas mengingatkan saya pada kejadian beberapa hari yang lalu.
Salah seorang pejabat di fakultas saya terlihat sedang celingak celinguk dari kaca jendela, mengintip ke arah ruangan saya.
Beberapa saat kemudian beliau masuk dan menghampiri saya.
Pej: Buk, minjam sajadahnya.
Saya: Silahkan Pak.
Pej : Saya bawa saja sajadahnya, disini tidak ada yang sholat.
Saya : Saya sholat kok Pak. Makanya sajadah itu ada di ruangan ini.
Pej: Sholat dhuha. Saya tidak pernah lihat Ibuk sholat dhuha. Tidak ada yang sholat disini. Dosen tu harus kasih contoh.
Saya : Saya tiap hari sholat dhuha kok Pak. Jadi maksudnya saya harus sholat di depan Bapak?
Dan ia pun keluar tanpa ekspresi bersalah sama sekali.
Saya tersenyum kecut.
Rasanya lucu seseorang yang umurnya sudah sangat senior dari saya dan pendidikan juga jauh lebih tinggi dari saya, bahkan pendidikan dan pengetahuan agamanya yang notabene sudah jauh lebih banyak dibanding saya,( karena sepengetahuan saya beliau juga sering memberikan ceramah di mesjid ), ternyata berpikiran sepicik itu.
Alhamdulillah, jika boleh ditulis disini, saya sampai detik ini masih melaksanakan sholat dhuha.
Sudah muncul perasaan tidak enak jika belum melakukan sholat dhuha.
Bahkan sekarang sedang mencoba membiasakan untuk 4 rakaat setiap hari.
Tahajud pun alhamdulillah sudah mulai rutin.
Tapi memang, saya sengaja tidak menunjukkannya dihadapan orang-orang.
Saya sangat menghindari menggelar sajadah di tengah ruangan kampus.
Saya melakukan ibadah tersebut bukan untuk dianggap sholehah atau agar dipuji orang lain.
Saya melakukannya untuk diri saya sendiri.
Untuk memperbaiki kualitas diri.
Dengan harapan ibadah ibadah tersebut menjadi kebiasaan buat saya.
Saya bukan untuk mencari muka dihadapan manusia.
Saya hanya ingin mencari muka dihadapan Allah. Pemilik hidup saya.
Bahkan sampai sekarang saya masih menerima respon kaget dari orang orang begitu tahu kalau ternyata saya melaksanakan puasa senin kamis.
Alhamdulillah sudah hampir dua tahun saya rutin melaksanakan puasa senin kamis.
Jika sedang naik bus atau pesawat, dan masuk waktu sholat, saya akan melaksanakan sholat sambil duduk.
Tentu saja setelah bertayamum.
Dan selama dibperjalanan, saya memilih membaca Alquran.
Dengan maksud, jika sesuatu yang buruk terjadi pada saya, hal terakhir yang saya lakukan adalah hal yang baik. Saya sedang beribadah.
Dan tentu saja, saya mendapat tatapan aneh dari orang yang duduk di sebelah saya.
Untuk itu, jika bepergian, saya akan mengambil kursi yang dekat ke jendela, agar tidak banyak yang melihat apa yang saya lakukan.
Saya memang bukan perempuan muslim yang memakai kerudung panjang.
Bukan perempuan yang mampu tampil tanpa bedak.
Ibadah yang saya lakukan memang tidak akan bisa kalian lihat dari tampilan saya.
Tapi saya berharap, berhentilah menilai ibadah orang lain.
Berhentilah menilai ketakwaan orang lain.
Jangan hanya karena kerudung kalian panjang, jidad kalian hitam, celana kalian gantung, atau gelar agama kalian sambung menyambung banyaknya, membuat kalian merasa lebih baik dan lebih bertakwa ketimbang orang lain yang tidaj berpenampilan seperti kalian.
Iman dan taqwa manusia hanya Allah yang menilai.
Perbaiki saja kualitas keimanan masing masing.
Seharusnya kita sibuk memperbaiki kesalahan masing masing bukan malah terus terusan mencari kesalahan orang lain.
Dan inilah saya.
Saya beribadah untuk mencari muka tuhan saya.
Bukan mencari muka dihadapan kalian para manusia.
Saya tahu Allah yang melihat semua.
Allah yang menilai semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar