Kamis, 27 Agustus 2015

Puasa Senin - Kamis

Dahsyatnya Puasa Senin Kamis.

Siapa sih yang tidak ingin awet muda, bebas penyakit, sekaligus selamat dunia akhirat ? Kalau kita ingin mendapatkan semua itu, cobalah berpuasa Senin-Kamis secara teratur.

Kebanyakan dari kita tentunya pernah mendengar puasa Senin Kamis sebagai puasa sunnah di dalam Islam. Namun, berapa yang benar-benar berusaha merutinkan puasa tersebut ?

Kalau hari itu kebetulan ada acara pengajian dan makan-makan, bukannya lebih enak makan-makan ketimbang puasa sunnah ? Kalau pagi itu kebetulan tidak sempat sahur, bukannya lebih nyaman absen puasa dulu ? Bagaimanapun, puasa Senin Kamis itu hanyalah 'sunnah' bukan ?

Tak banyak dari kita yang tahu benar hikmah puasa Senin Kamis dari segi spiritual, kesehatan dan keutamaannya di hadapan Allah. Karena itu, dalam rubrik tadzkirah IMSIS kali ini, ada baiknya kita mengupas hikmah puasa Senin Kamis supaya kita lebih semangat menjalaninya.

Alasan utama mengapa puasa Senin Kamis disunahkan dalam Islam ialah karena Rasulullah sering berpuasa di kedua hari tersebut.

Tapi, apa keutamaan Senin dan Kamis ?

Sehubungan dengan hal ini ada 2 hadis dari Rasulullah yg berkenaan dengan pemilihan hari Senin dan Kamis.

Yang pertama, dalam Hadist Riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah mengatakan bahwa semua amal dibentangkan di hari Senin dan Kamis. Karena itu, sebagai orang beriman, sungguhlah baik bila pada saat malaikat melaporkan amalan kita itu kita tengah berpuasa.

Yang kedua, hari Senin Kamis adalah hari istimewa karena pada hari itulah Rasulullah dilahirkan, menjadi rasul dan mendapat wahyu (HR Muslim).

Jadi terlihat disini bahwa hari Senin dan Kamis adalah hari istimewa dari sisi religius.

Dari sisi logika, bisa dilihat bahwa hari Senin dan Kamis membagi satu 'minggu' menjadi dua bagian yang hampir sama rata. Jadi kentara sekali bahwa puasa Senin Kamis mempunyai fungsi maintenance atau pemeliharaan. Analoginya mungkin sama dengan pembagian waktu minum obat kala kita sakit. Tentu kita ingat, kala kita sakit, kita sering disuruh minum obat 2x sehari, yaitu 1x di pagi hari dan 1x di malam hari. Kalau dilihat, waktu2 dimana kita disuruh minum obat 2x tersebut membagi kurang lebih hari itu menjadi 3 bagian yang sama. Hal ini berlaku juga dengan Senin dan Kamis yang membagi satu minggu menjadi dua bagian.

Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita melakukan maintenance untuk diri kita secara rutin baik dari segi spiritual maupun jasmani.

Lalu, apakah keutamaan puasa yang berkelanjutan seperti puasa Senin Kamis ini ?

Keutamaan yang pertama ialah karena puasa Senin Kamis melatih kita secara teratur untuk menghindarkan diri dari pekerjaan dosa. Kalau ada latihan efektif untuk 'anger management' atau latihan kesabaran, maka itulah puasa. Karena itu, cocoklah jika dikatakan bahwa puasa adalah zakat jiwa, dimana pada saat puasa, kita membuang perangai buruk. Sehingga sesudah puasa, emosi dan spiritual kita menjadi lebih bersih.

''Segala sesuatu itu ada zakatnya,sedang zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separo kesabaran''.(HR. Ibnu Majah).

Dengan menghilangnya perangai buruk kita, minimal seminggu dua kali, maka bisa juga dikatakan bahwa ''Puasa adalah benteng yg membentengi seseorang dari api neraka yg membara''.{HR.Ahmad dan Baihaqi}.

Keutamaan yang kedua ialah karena puasa Senin Kamis bisa meningkatkan amalan kita. Biasanya, seseorang yang kekenyangan dan keenakan cenderung malas beribadah. Puasa menjadikan kita lebih produktif dalam beribadah karena selain kita tidak lagi dalam posisi keenakan, orang yang berpuasa juga cenderung ingin beribadah ekstra. Disamping itu, puasa bisa melembutkan hati. Ini karena dengan puasa, kita cenderung lebih berempati dengan orang-orang yang lebih tidak beruntung dibanding kita. Karena itu, puasa bisa menjadikan kita lebih dekat dengan Allah dan lebih bertakwa.

Tidaklah salah kalau dalam Quran disebutkan bahwa puasa diperintahkan pada kita dan orang2 sebelum kita supaya kita menjadi orang yang bertakwa (Al Baqarah 183).


Selain dari keuntungan dari segi emosional spiritual seperti yang dijelaskan diatas, puasa juga memiliki keutamaan dari segi kesehatan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini sudah ada banyak riset yang menyimpulkan bahwa puasa yang teratur itu baik untuk kesehatan.

Manfaat kesehatan dari puasa yang paling populer adalah puasa bisa dibilang sebagai cara ampuh untuk membatasi kalori yang masuk ke tubuh kita. Dalam Islam dan bidang kedokteran, dianjurkan untuk tidak makan berlebihan, karena makanan yang berlebih dan tidak sehat bisa menimbulkan penyakit. Lihat saja masyarakat di negara makmur yang mana makanan berlimpah. Selain tingkat obesitas tinggi, masyarakat negara-negara tersebut banyak yang mengidap diabetes dan jantung yang notabene sering dijuluki sebagai penyakit orang kaya. Dengan puasa Senin Kamis, paling tidak, dalam dua kali seminggu, kita membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita.

Manfaat lain dari puasa ditinjau dari segi kesehatan yang juga banyak dipopulerkan adalah fungsi pembersihan dan penyembuhan. Dengan istirahatnya sistem
pencernaan kita selama puasa, maka memungkinkan sistem2 lain di tubuh kita untuk bekerja dengan lebih baik, misalnya sistem imunitas. Inilah sebabnya mengapa orang yang sakit atau binatang yang terluka suka menolak makan. Andaikata kita tidak sedang sakit pun, polisi imunitas bekerja keras saat kita puasa. Jika polisi-polisi ini mendeteksi hal-hal yang kira-kira nanti bisa membuat kita sakit atau hal-hal abnormal, seperti tumbuhnya kista atau tumor, maka pada hari kita puasa, mereka bisa memberantasnya.

Sistem detoksifikasi tubuh juga bekerja lebih lancar jika kita tidak menerima asupan lagi. Disini, mungkin kita bisa membayangkan sistem pembersihan tubuh kita seperti pegawai yang kewalahan mengerjakan tugasnya kalau tugas datang bertubi2. Akibatnya, fungsi pembersihan tubuh tidak terkerjakan dengan maksimal dan sangat mungkin luput mengeliminasi beberapa zat-zat yang kurang baik untuk tubuh kita. Dengan berhentinya asupan, maka tugas dari sistem pembersihan tubuh kita menjadi lebih manageable sehingga kinerjanya menjadi lebih maksimal.

Sistem peremajaan juga bekerja dengan maksimal saat kita puasa karena Allah mendesain tubuh kita untuk mengeluarkan hormon yang erat kaitannya dengan anti-aging kala kita puasa. Karena itu tidaklah mengherankan jika pada suatu eksperimen ditemukan bahwa cacing yang berpuasa bisa hidup 19 generasi lebih lama dibanding cacing yang tidak berpuasa. Kalau ada obat anti aging yang ampuh, itulah puasa. Bisa jadi puasa Senin Kamis secara teratur nantinya menjadikan kita awet muda dan bebas penyakit di hari tua.

Lalu bagaimana dengan orang yang sering mengeluhkan tidak bisa bekerja karena kelaparan dan lemas pada saat puasa seperti yg terlihat jelas di Indonesia dimana kinerja orang menjadi turun saat puasa? Jika hal ini terjadi, bisa jadi kelaparan itu terjadi karena kita tidak bekerja dengan baik atau kurang konsentrasi. Yang jelas, puasa tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap otak dan daya pikir kita. Malahan, sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa puasa malah meningkatkan daya pikir kita.

Masih banyak lagi manfaat kesehatan dari puasa,misalnya puasa bisa menghindari atau mengurangi diabetes dan penyakit vascular seperti jantung. Yang jelas, kala Sang Pencipta kita mewajibkan kita puasa minimum setahun sekali selama Ramadhan , Dia tahu bahwa puasa itu baik bagi kita. Bayangkan dahsyatnya puasa kala kita bisa merutinkannya seminggu dua kali seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Walaupun begitu, perlu diingat dan digarisbawahi bahwa semua amal tergantung niat. Jika niat puasa kita hanyalah dari segi kesehatan, maka itulah yang kita dapat. Namun kala niat puasa kita adalah dalam rangka meningkatkan kualitas spiritualitas kita dan mendekatkan diri pada Allah maka tidak hanya kita mendapat fisik yang prima, namun juga ridho Allah dan keselamatan dunia akhirat. Sebagai muslim, ridha Allah terletak di atas segala-galanya. Allah sangat menyukai orang yang berpuasa karena Allah, sehingga Allah menjanjikan gerbang khusus di surga bagi yang gemar berpuasa, yaitu Ar-Rayyan (H.R Muslim).

Maka dari itu, marilah kita galakkan dan rutinkan puasa-puasa sunnah seperti puasa Senin Kamis dalam rangka meraih ridha Allah dan salah satu cara untuk meraih jannahNya. Insya Allah dengan puasa yang rutin, kita tidak hanya mendapat balasan di akhirat nanti, tetapi kita juga mendapat keuntungan di dunia berupa kesehatan yang prima dan daya pikir yang jernih.

http://sister.imsa.us/index.php/en/artikel/dakwah/58/1063-dahsyatnya-puasa-senin-kamis

Dhuha

Ruangan berdinding putih dengan cat merah muda pada pintu dan jendelanya terlihat begitu berantakan. Terang saja, setelah menginjakkan kaki di kamar, aku bahkan tak melakukan apa-apa selain merebahkan tubuhku yang terasa penat di kasur. Aku tertidur selama 8 jam. Ya!

Rasanya semalam aku beranjak meninggalkan kampus sekitar pukul 20.25 WIB dan butuh waktu beberapa menit untuk menunggu angkot yang menuju kosan. Angkot berwarna ungu dengan trayek terbatas itu memang tidak banyak dan tidak beroperasi hingga malam. Sangat beruntung bila di atas jam delapan masih menjumpai angkot dengan trayek Cisitu-Tegalega tersebut.

Aku bangkit dari tempat tidur dan meraih handphone yang tergeletak seenaknya di lantai. Ada beberapa pesan di BBM. Aku segera menghampiri cermin yang terpasang di dinding sebelah kanan dari posisi tempat tidur. Ya, kebiasaan rutin setelah bangun tidur, mengecheck hp dan bercermin. Terlihat mataku sedikit bengkak. “Pantas saja, aku menangis semalam,” batinku.

Segera melangkah menuju kamar mandi dan berwudhu karena waktu shubuh sudah masuk. Ada tempat tidur yang harus dirapikan, kamar berantakan yang harus segera kubersihkan, lantai yang harus disapu dan dipel, serta pakaian kotor yang harus segera dikumpulkan sebelum Teh Atikah menjemput untuk dicuci.

Jam tangan Casio berwarna emas milikku sudah menunjukkan pukul 08.35 ketika ada SMS masuk dari Teh Dina, dosen muda dari UNILA. “Oi, dimana eluu?  Buruan ke kampus. Dicari Pak Rama nooh!”. Dosen cantik nan bohay itu seperti biasa, mengirim sms dengan kata-kata “ngasal” nya. Gaya bicaranya yang ceplas ceplos membuat berbicara dengannya tak pernah bosan. Begitu juga bila kami sedang berdiskusi. Tak jarang, perbincangan kami berakhir dengan gelak tawa yang membuat perut terasa sakit karena tak kuat menahan geli. Tentu saja ia bisa menempatkan diri. Tidak pada semua orang dia berbicara seperti itu, hanya kepada kami yang notabene sudah dianggap adik olehnya. Seingatku, ia lebih tua 3 tahun dariku.

Aku langsung bergegas bersiap ke kampus. Tentu saja ada hal yang penting sampai Pak Rama, pembimbing dua tesisku, sudah mencariku di pagi hari.

Tok! Tok! Tok!
“Pak? Bapak nyari saya?”
Tanyaku sambil melongo ke ruangan pembimbingku.

“Darimana kamu jam segini baru datang? Mana ada mahasiswa S2 datangnya jam 10? Kelamaan dandan yaa?” Tanya beliau seenaknya.

“Yee, enak ajaa. Saya langsung ke kampus begitu tahu Bapak nyari saya. Ada apa ya Pak?”

“Pasti habis nangis ya? Mata kamu bengkak.” Tanya beliau sambil tetap berkutat dengan laptopnya.

Akupun menghela napas, “Iya Paak,, mikirin penelitiaan. Galau deh.”

“Eh iya Yu, soal Kit ELISA kamu, kalau kamu butuh segera, pesan saja dulu.”

“Duit dari mana Pak?  Kan kemaren udah saya bilang harganya 13 juta, harus pakai DP, duit saya belum ada, Kata Bapak duit Bapak juga belum ada,  lagian Bapak juga bilang penelitian saya harus pakai trigona. Berarti harus diatur lagi waktunya, harus disusun ulang. Belum lagi kalau ada yang gagal. Belum lagi kalau ada yang mati. Saya kan galau jadinya Pak”

“Kamu pesan aja, proposal saya tembus lagi, nanti kamu pesan aja dulu. Kalau kamu pakai trigona, saya bisa bantu dulu, jadi penelitian kamu nggak perlu di tunda, bisa dilakukan sesuai jadwal.”

“Weeh! Beneran Pak?”

Ada kelegaan luar bisa menyelimutiku pagi itu. Kemaren sore aku mendapati kenyataan bahwa aku harus sesegera mungkin membeli kit yang kubutuhkan. Semua sudah kuatur. Lamanya persiapan, perlakuan, kemungkinan pengulangan, penyiapan alat dan bahan dan lainnya. Dan kit yang harus indent itu tidak akan datang dalam waktu sebulan, butuh tiga bulan. Karena itu harus sesegera mungkin di pesan. Dan pakai DP. Tak pelak! Air mataku langsung “ngocor” begitu menyadari hal itu. Akupun memilih berkutat di lab dan menghabiskan waktu disana sebelum memutuskan pulang. Rasanya sakit begitu menyadari bahwa apa yang kita rencanakan berkemungkinan tidak berjalan mulus. 

Tak kurang sepuluh menit sebelum mendapat sms dari Teh Dina pagi itu, aku baru saja selesai melaksanakan sholat dhuha, meski tidak ingat, entahkah 2 rakaat atau 4 rakaat. Pagi itu rasanya begitu kalut hingga butuh mengadu agar bisa tenang dan meminta agar Dia memberikan jalan keluar. Aku kembali ingat pesan Bunda -saudara perempuan dari suami kakakku- ketika menelpon beberapa hari lalu.“Udah ya yu, Bunda jemput Nesa dan Dafa dulu, jangan lupa sholat Dhuha, biar jalan lu mudah.”
Aku menatap lekat schedule research yang telah kurancang beberapa minggu lalu. Bila semuanya sesuai dengan apa yang kurencanakan, tepat bulan Juli 2013 aku akan wisuda. Tapi jika tidak??? Sedih kembali menghantui sebelum akhirnya sms itu kubaca.

Dan begitulah.
Begitu keluar dari ruangan Pak Rama setelah pembicaraan lain mengenai penelitian dan tugas menyiapkan kuitansi yang harus ku urus, aku berhenti sejenak.
Mengucap syukur.
Alhamdulillah.
Pertolongan Allah memang nyata.
Aku tahu bahwa kakak dan abang sedang menyiapkan uang untuk penelitianku. Tapi tak kusangka bahwa aku butuh dana itu lebih cepat, lebih cepat dari perkiraanku.
Jika boleh jujur, tidak ada yang lebih membuatku galau selain kuliahku. Aku bahkan bisa sangat patah hati bila nilai yang kudapat tidak memuaskan. Rasanya ada kesalahan besar yang telah kulakukan. Atau aku akan merasa sangat bodoh bila pertanyaan yang seharusnya terjawab dengan mudah tidak bisa kuselesaikan.
Begitupun tentang penelitianku.

Hari itu aku seperti dicubit. Mungkin selama ini aku lalai. Kurang bersyukur. Waktuku habis terbuang untuk kuliah, belajar, shopping, hangout bersama teman-teman atau untuk tidur, sedangkan tak banyak waktu yang kusediakan untuk mendekatkan diri pada penguasa hidupku kecuali untuk sholat wajib atau sholat sunah sebelum shubuh.

Rasanya aku hanya butuh Allah ketika sedang sedih dan galau. Sementara seharusnya kita dekat padaNya tidak hanya karena dirundung sedih, seharusnya kita senantiasa dekat. Senantiasa ingat padaNya, senantiasa bersyukur.

Hari itu aku belajar sesuatu lagi, hingga kuputuskan untuk membiasakan sholat Dhuha. Awalnya memang sulit. Sulit untuk terbiasa. Takut telatlah. Takut dilihat orang. Takut dikira sok alim sementara style berhijab masih belum syar’I dan berbagai alasan yang aku yakin benar semua itu hanya bisikan setan. Awalnya memang sulit membiasakan. Seminggu dua kali sholat dhuha saja sudah syukur. Namun yang namanyaa manusia, kita tidak boleh berhenti belajar bukan? Apalah hebatnya kita bila selalu kalah oleh kesulitan atau rasa malas?

Perlahan sudah mulai sering dhuha setiap minggunya, hingga eng ing eeeeeeng, Alhamdulillah sekali, rasanya tidak ada hari yang terlewati tanpa dhuha. Ada rasa tidak nyaman bila tak mengawali hari tanpa dhuha. Eh ini serius! Dan rasa tidak enak itu buru-buru hilang begitu mengucap salam ketika mengakhiri sholat.

Ada begitu banyak kemudahan yang terjadi dalam hidupku begitu memutuskan membiasakan dhuha. Ada begitu banyak pertolongan Allah yang terasa begitu nyata. Selain itu, aku selalu ingat yang disampaikan ustadz Yusuf Mansur bahwa salah satu cara untuk menambah dan melancarkan rezeki adalah sholat dhuha. Rezeki bukan hanya soal uang ya, tapi kemudahan, kesehatan, teman-teman yang baik, ketenangan dan waktu lapang.

                                                            ***

Teman-temanku!
Tak peduli seperti apa masa lalu kita. Kita dulunya anak gaul yang suka keluyuran. Tak peduli bila dulunya masih sering meninggalkan sholat. Suka bolos kuliah. Masih ngelawan orang tua atau apapun.

Yang terpenting adalah masa depan kita, hidup kita ke depannya. Masa lalu bukan milik kita lagi. Satu-satunya yang menjadi milik kita adalah hari ini. Maka ayok mulai melakukan perubahan. Mari kita berproses. 

Yang terpenting adalah ke arah mana perubahan kita. Semakin baik? Diam di tempat atau semakin buruk ? Tidak sedikit loh teman-temanku yang dulunya alim, pendiam, sopan sekarang malah berubah menjadi alay, senang berkata-kata yang menusuk dan banyak omong. Bahkan beberapa teman yang sebelumnya berkerudung panjang malah mengganti style jilbab nya menjadi jilbab gaul.
Nah! Pilihan ada di tangan kita. Akan kemana kita? Akan seperti apa perubahan kita?

Abaikan saja suara-suara miring yang gencar berkomentar. Hidup kita, kita yang menjalani. Mari mulai membiasakan hal-hal baik. Apa yang kita lakukan hari ini, pilihan yang kita ambil hari ini, menentukan hasilnya di masa depan.

Teman-teman!
Mari membiasakan sholat dhuha.
Akupun masih berusaha menjaga agar semua ini semakin baik, bila sampai hari ini baru sesekali saja yang kulakukan hingga 8 rakaat, aku ingin nantinya terbiasa melakukan dhuha 8 rakaat. Setiap hari. Mungkin awalnya sulit. Tapi pasti bisa kan? Pasti kita bisa.

Jika pagi ini telah kalian lewatkan tanpa Dhuha, mari coba laksanakan mulai besok. Awali saja dulu dengan dua rakaat bila empat atau delapan terasa berat. Belajar memang tidak bisa instan kan?

Sedikit ceritaku di atas mungkin belum bisa mewakili apa manfaat yang kita rasakan jika membiasakan sholat dhuha. Tapi jika teman-teman belum tahu, berikut manfaat atau keutamaan bila kita melakukan dan membiasakan dhuha:

Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. 
“Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)

Kedua, barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. 
“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. 
“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Keempat, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. 
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Kelima, Allah menyukupkan rezekinya. 
“Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).

Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah.
“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Ketujuh, dengan mengerjakan shalat Dhuha ada pahala besar berupa pahala seperti orang yang haji dan umrah yang diterima oleh Allah. Barangkali kemuliaan ini masih belum diketahui oleh banyak orang. 
“Barangsiapa shalat subuh dengan berjamaah, kemudian duduk berdizkir kepada Allah sampai matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, dia mendapat pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Turmudzi).

Untuk tata cara sholat dhuha yang benar, teman-teman  bisa mengikuti ini:
1.     Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
2.     Membaca surah Al-Fatihah
3.     Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
4.     Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
5.     Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
6.     Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.


Rasanya cukup tulisan mengenai sholat dhuha ini. Semoga apa yang ingin kusampaikan bisa terwakilkan melalui ini.

Mari membiasakan sholat dhuha!
Untuk yang sudah terbiasa, mari pertahankan dan kita tingkatkan jumlah rakaatnya.
Buat yang belum terbiasa, mari biasakan.
Untuk yang belum mulai, mari kita mulai.